Detikhealth | Cari Suami Tak Perlu Pintar, Kecerdasan Anak Turun Dari Ibu

Verhaeghe points out that neoliberalism draws on the ancient Greek idea that our ethics are innate (and governed by a state of nature it calls the market) and on the Christian idea that humankind is inherently selfish and acquisitive. Rather than seeking to suppress these characteristics, neoliberalism celebrates them: it claims that unrestricted competition, driven by self-interest, leads to innovation and economic growth, enhancing the welfare of all. At the heart of this story is the notion of merit. Untrammelled competition rewards people who have talent, work hard, and innovate. It breaks down hierarchies and creates a world of opportunity and mobility.

Jika Anda ingin mempunyai anak yang cerdas, carilah seorang istri yang cerdas, karena ternyata kecerdasan anak diturunkan dari ibu. Menurut neurolog sekaligus Kabid Pemeliharaan Peningkatan Intelegensia Kesehatan Depkes RI, Adre Mayza, SpK (K), dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh 3 hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan. Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas. “Gen ibu lebih banyak berperan pada kecerdasan anak. Kalau anaknya cerdas, biasanya ibunya juga cerdas. Jadi kalau cari suami nggak perlu yang pintar-pintar amat, tapi kalau cari istri kalau bisa yang pintar,” ujar Adre dalam acara Optimalisasi Peningkatan Intelegensia Otak di GKBI, Jakarta (10/9/2009)..

Leave a comment